Allah itu indah dan menyukai keindahan, yang tercakup dalam Kaligrafi itu bukan hanya manual tulisan Arab saja, tapi disana sudah tercantum ornament dan hiasan-hiasannya. Jika kita lihat keNegara-negara yang ada diTimur tengah rata-rata masjid yang ada disana menggunakan kaligrafi yang bertuliskan Ayat-ayat Allah dan Hadits-hadits Nabi.

Kaedah Penulisan Kaligrafi


Kaedah Penulisan Kaligrafi
Penulisan kaligrafi Alquran terikat oleh aturan-aturan tertentu atau kaedah baku. Yang dimaksud kaedah baku di sini adalah ketentuan-ketentuan yang mengarahkan penulis dalam berusaha menyelenggarakan penyampaian pengertian melalui tulisan, agar supaya mencapai efektivitas yang optimal baik dilihat dari segi keindahan maupun keterbacaannya.  Kedua segi ini (keterbacaan dan keindahan selalu dikontrol dengan kaidah imla’iyah dan kaedah khattiyah.
1.   Kaidah Imla’iyah
Kaidah imla’iyah adalah tatacara menulis huruf Arab yang betul, tekanannya adalah untuk menjaga, supaya tulisan dalam posisinya yang tepat sesuai dengan makna-makna yang dikandungnya.Dalam penulisan sin, misalnya, dibutuhkan tidak kurang dan tidak lebih dari tiga gigi atau nibrah. Suatu kesalahan fatal, bahkan mencapai ekses dosa, misalnya, jika tertulis rajim pada kalimat yang seharusnya ditulis rahim dalam Bismillah al-rahman al-rahim. Sebaliknya, akibat kealpaan menorehkan titik, kata rajim pada ta’awwudz tertulis rahim 2. Kaedah Khattiyah
Kaedah khattiyah adalah tatacara penulisan indah sesuai rumus-rumus menurut ketetapan-ketetapan yang berlaku pada jenis-jenis khat.22  Hal ini sangat berkaitan dengan pengertian khat atau kaligrafi itu sendiri seperti yang telah dikemukakan Syekh Syamsuddin Al-Akfani – pada pengertian kaligrafi. Di sini ditekankan pada kesempurnaan anatomi huruf, tata letak atau lay out, struktur atau komposisi garis dan ruang, etika penulisan dan pengolahan abjad.
Rumus-rumus ini – khususnya dalam penulisan gaya cursif – pertama kali diciptakan dan dipopulerkan oleh Abu Ali Al-Sadr Muhammad Ibnu al-Hasan Ibnu Muqlah – lebih dikenal dengan nama Ibnu Muqlah – (272-324 H) seorang ahli dibidang ilmu ukur (geomaetris) dan menduduki jabatan Perdana Menteri di zaman pemerintahan Abbasiyah. Dalam rumusannya, ada tiga unsur kesatuan baku dalam pembuatan huruf, yaitu: titik belah ketupat, huruf alif, dan lingkaran.


2 Responses So Far:

Unknown mengatakan...

ASlmkm....
terima kasih atas infonya....
dan iZin share....
Matur Nuwun....

http://jualkaligrafionline.blogdetik.com/

Mang Khusni mengatakan...

Boleh nanya mas, ada gak aplikasi/ software menulis kaligrafi di komputer. Klo ada minta informasinya mas. Trimakasih sblmnya


ShoutMix chat widget